Daffodil: Cerita Jatuh Cinta dan Berharap

Faizah
3 min readFeb 20, 2023

--

Daffodil -As a spring flower and the first to bloom, daffodils are symbols of rebirth and hope. They signify new life and resilience as they are strong little survivors who have weathered the winter storms-.

Tiga tahun, semenjak pertama kali saya merasakan jatuh cinta pada diri sendiri.

Tiga tahun yang lalu, memulai hari ulang tahun dengan urusan volunteer dan dilanjutkan dengan nonton bioskop gratis sendirian. Seperti biasa, hari-hari menuju pertambahan usia selalu dilalui dengan perasaan tidak enak. Saya biasanya bertanya-tanya, kenapa saya masih hidup? Kenapa sih hidup saya terus ada di titik ini? Kenapa masih berkutat dengan trauma yang sama? Kenapa masih marah?

Tapi hari itu berbeda, beda sekali.

Rasanya seperti ada yang menginjak dada dan api di depan mata saya sampai rasanya terus menerus hangat serta basah, namun air mata tersebut terus menggantung.

Ternyata tangisan itu pecah di pertengahan film. Saya kira karena filmnya sedih, ternyata saya berjalan keluar dari studio dalam keadaan masih menangis, tapi saya tau bukan film itu alasannya.

Akhirnya saya berjalan keluar mall sembari sesenggukan, awalnya berniat ke kampus untuk sebuah acara namun sadar itu tidak mungkin. Sampai akhirnya beberapa chat masuk dengan pertanyaan serupa:

“Kamu dimana? Orang-orang di sini nungguin kamu.”

Setelah banyak menimbang saya memutuskan untuk ke kampus dan dalam hati saya sudah tahu, mereka menunggu untuk memberi surprise ulang tahun. Bukan karena kegeeran tapi memang itu sudah menjadi kebiasaan kami dan salah satu chat mereka yang memang bilang saya harus hadir karena semuanya sudah disiapkan.

Dalam perjalanan ke kampus saya menangis, tangisan tersebut semakin kencang ketika mendekati kampus. Saya ga tau, saya ga paham, intinya saya cuma mau nangis.

Saya terduduk dengan mata masih sembab pasca surprise ulang tahun tersebut, lalu tiba-tiba sebuah telepon dari sahabat lama saya masuk dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Setelah telepon tersebut ditutup, saya baru sadar penyebab semua tangisan hari itu: ternyata saya sedih karena begitu lama untuk bisa memahami bahwa sebenarnya saya memiliki beberapa orang yang sayang, cinta, dan peduli dengan saya. Bertahun-tahun saya mencoba untuk mati, bertahun-tahun saya terlalu fokus dengan orang-orang yang membuat hidup saya seperti neraka, lalu tanpa sadar saya mengabaikan mereka semua yang baik.

Cerita ini yang menguatkan saya untuk selalu percaya kemungkinan-kemungkinan baik yang akan terjadi dalam hidup. Seringkali saya dengan tidak sadar mengabaikan semua kebaikan dan keajaiban tersebut. Menjebak diri sendiri untuk terus sakit dan lupa untuk merawat luka.

Tiga tahun berlalu, hidup saya belum sepenuhnya baik-baik saja. Saya masih banyak mempertanyakan diri dan hidup. Saya masih beberapa kali mencoba untuk mati. Saya terkadang masih marah dengan keadaan dan diri sendiri. Saya masih kesulitan sembuh dari trauma. Saya masih beradaptasi dengan tubuh saya yang menumpuk antidepresan. Saya masih dengan emosi yang tidak stabil. Saya masih penuh ketakutan.

Namun pembedanya saat ini dan sebelum tiga tahun lalu, saya lebih mampu melihat harapan dan hal baik dalam hidup. Saya tidak lagi melarikan diri. Saya mampu membantu diri saya untuk keluar dari tunnel gelap dan panjang untuk mencari cahaya-cahaya penunjuk jalan. Ditambah dengan saya yang tidak lagi berjalan sendirian, saat ini saya sudah mampu menggenggam tangan orang lain, ada suami saya, dan ada para sahabat.

Ternyata, meski berjalan lambat, tiga tahun adalah waktu yang cukup untuk saya belajar memberi kesempatan pada diri sendiri. Semoga diri ini akan selalu siap mencari harapan dan memulai kembali bersama bekas luka yang mungkin akan selalu ada.

Selamat ulang tahun, Faizah.

--

--

Faizah
Faizah

Written by Faizah

Jurnal Pribadi | Penyintas Kekerasan Anak dan Seksual | Menulis dalam Bahasa Indonesia 🌻

No responses yet